KECERDASAN SPIRITUAL BERWAWASAN MULTIKULTURAL
Abstract
Indonesia adalah negara multikultural dengan beragam ras, etnik, dan bahasa serta agama. Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, dan beragam kesenian dan kebudayaan. Dalam perkembangan multi budaya, Indonesia memiliki potensi menjaga kerukunan dan toleransi antar perbedaan. Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. Hal ini menempatkan Islam sebagai semangat menjalani kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian yang dilakukan di kota-kota Jawa Timur oleh Naqiyah (2013) menjelaskan bahwa agama menjadi faktor paling tinggi menyebabkan orang bahagia. Agama merupakan faktor utama dalam membuat orang merasa bahagia. Orang merasa sangat bahagia dengan kebebasan menjalankan ibadah menurut agama yang dimiliki.
Spiritualitas dan relegiusitas menjadi alternatif membuat orang Jawa menjadi bahagia dalam kehidupannya. Hal ini nampak dari keseharian orang Jawa dalam melakukan aktivitas kemasyarakatan kental dengan nilai-nilai spiritual. Spiritualitas dan relegiusitas menjadi salah satu alternatif dalam melihat kebahagiaan orang di Indonesia. Contoh, orang akan bahagia apabila melaksanakan ibadah sholat dengan bebas, merayakan acara hari raya keagamaan dengan menyelenggarakan syukuran. Menyelenggarakan kelompok-kelompok pengajian dan mengundang makan bersama. Membuat kelompok bacaan solawat secara berkelompok dan menggelar acara istigosah dan solawatan tiap malam Jum’at. Mengundang acara keagamaan dalam keluarga dan para tetangga. Penduduk dengan suka rela menyumbangkan harta dan tenaga untuk mendukung kelompok-kelompok sosial dan keagamaan. Kesemua itu menjadikan orang bahagia menyelenggarakan syukuran walau dengan pengeluaran dana yang besar. Nilai spiritual dan relegius juga nampak pada keselarasan dan kerukunan antar warga.
Kebebasan dalam menjalankan ibadah menurut agama perlu terus dipelihara. Indonesia perlu hidup aman dan tentram serta bahagia. Kebebasan melaksanakan ibadah sebagai bentuk ketaatan dalam menginternalisasi nilai spiritual dan religius. Walaupun, terkadang nilai-nilai tersebut belum bisa mewujudkan masyarakat maju dalam ilmu pengetahuan, kerja keras dan cerdas dan memajukan ekonomi. Persoalan yang nampak terjadi di Indonesia, ialah masalah korupsi, kemiskinan, pengangguran dan keterbelakangan ilmu pengetahuan. Spiritualitas dan relegiusitas belum mampu memberikan spirit bagi penyelenggara negara untuk bebas dari korupsi, kekerasan dalam bentuk perdagangan manusia (human trafficking) yang mengarah pada narkoba, seks bebas serta prostitusi makin marajalela dan angka penyebaran HIV/Aids semakin tinggi di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dengan 250 juta, menjadi terpadat ke empat di dunia. Jumlah penduduk yang besar seperti pedang dengan memiliki dua sisi, di satu sisi sebagai keragaman budaya yang mempengaruhi produktifitas dan kraetivitas, namun disisi lain sebagai masalah sosial dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Kejahatan korupsi dan eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia makin lebar. Untuk itu, spiritualitas dan relegiusitas menjadi alternatif untuk menjawab tantangan sekaligus menyelesaikan konflik dari beragam kepentingan hidup yang dicapai oleh Individu. Melalui penghayatan pada nilai-nilai yang diperoleh dari spiritualitas dan relegiusitas, individu dapat mengelola kehidupan.