PEMANFAATAN METODE EXPERIENTIAL LEARNING DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN CRITICAL THINKING SKILLS

  • Caraka Putra Bhakti UAD
  • Nindiya Eka Safitri UAD
  • Muhammad Alfarizqi Nizamuddin G UAD
Keywords: bimbingan_kelompok, experiential_learning, critical_thinking_skill

Abstract

Situasi dan kondisi kehidupan di abad 21 semakin kompleks dan menuntut segenap keterampilan khusus. Salah satu keterampilan yang dibutuhkan di abad 21 adalah keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills). Critical thinking skills berkaitan dengan kemampuan berpikir secara logis, beralasan, kreatif dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Keterampilan ini dapat dikembangkan melalui layanan bimbingan kelompok sebagai sebuah layanan psiko-edukatif. Dimana layanan bimbingan kelompok merupakan suatu layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa secara bersama-sama atau kelompok agar kelompok itu menjadi kuat dan mandiri dengan teknik tertentu. Teknik bimbingan kelompok klasik umumnya berupa ceramah yang mengakibatkan gejala verbalisme berkepanjangan. Perlu adanya pelibatan siswa secara penuh dalam kegiatan-kegiatan/pengalaman-pengalaman langsung agar tercapai tujuan bimbingan dan konseling secara efektif. Pengetahuan, sikap dan keterampilan merupakan transformasi pengalaman, sehingga pengalaman merupakan sumber bimbingan. Pengalaman langsung dapat diberikan dengan mengaplikasikan pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dalam layanan bimbingan kelompok. Metode experiential learning dapat diaplikasikan dalam beberapa teknik bimbingan kelompok seperti role-playing, simulation-games dan exercise. Teknik-teknik tersebut mampu menciptakan dinamika kelompok dan keterlibatan aktif para siswa sehingga efektif untuk pengembangan critical thinking skills. Keberhasilan pemanfaatan metode experiential learning dalam layanan bimbingan kelompok ini perlu ditunjang oleh SDM yang proaktif, lembaga yang supportif serta sarana dan pra sarana yang representatif.

Author Biographies

Caraka Putra Bhakti, UAD

Situasi dan kondisi kehidupan di abad 21 semakin kompleks dan menuntut segenap keterampilan khusus. Salah satu keterampilan yang dibutuhkan di abad 21 adalah keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills). Critical thinking skills berkaitan dengan kemampuan berpikir secara logis, beralasan, kreatif dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Keterampilan ini dapat dikembangkan melalui layanan bimbingan kelompok sebagai sebuah layanan psiko-edukatif. Dimana layanan bimbingan kelompok merupakan suatu layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa secara bersama-sama atau kelompok agar kelompok itu menjadi kuat dan mandiri dengan teknik tertentu. Teknik bimbingan kelompok klasik umumnya berupa ceramah yang mengakibatkan gejala verbalisme berkepanjangan. Perlu adanya pelibatan siswa secara penuh dalam kegiatan-kegiatan/pengalaman-pengalaman langsung agar tercapai tujuan bimbingan dan konseling secara efektif. Pengetahuan, sikap dan keterampilan merupakan transformasi pengalaman, sehingga pengalaman merupakan sumber bimbingan. Pengalaman langsung dapat diberikan dengan mengaplikasikan pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dalam layanan bimbingan kelompok. Metode experiential learning dapat diaplikasikan dalam beberapa teknik bimbingan kelompok seperti role-playing, simulation-games dan exercise. Teknik-teknik tersebut mampu menciptakan dinamika kelompok dan keterlibatan aktif para siswa sehingga efektif untuk pengembangan critical thinking skills. Keberhasilan pemanfaatan metode experiential learning dalam layanan bimbingan kelompok ini perlu ditunjang oleh SDM yang proaktif, lembaga yang supportif serta sarana dan pra sarana yang representatif.

Nindiya Eka Safitri, UAD

Situasi dan kondisi kehidupan di abad 21 semakin kompleks dan menuntut segenap keterampilan khusus. Salah satu keterampilan yang dibutuhkan di abad 21 adalah keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills). Critical thinking skills berkaitan dengan kemampuan berpikir secara logis, beralasan, kreatif dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Keterampilan ini dapat dikembangkan melalui layanan bimbingan kelompok sebagai sebuah layanan psiko-edukatif. Dimana layanan bimbingan kelompok merupakan suatu layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa secara bersama-sama atau kelompok agar kelompok itu menjadi kuat dan mandiri dengan teknik tertentu. Teknik bimbingan kelompok klasik umumnya berupa ceramah yang mengakibatkan gejala verbalisme berkepanjangan. Perlu adanya pelibatan siswa secara penuh dalam kegiatan-kegiatan/pengalaman-pengalaman langsung agar tercapai tujuan bimbingan dan konseling secara efektif. Pengetahuan, sikap dan keterampilan merupakan transformasi pengalaman, sehingga pengalaman merupakan sumber bimbingan. Pengalaman langsung dapat diberikan dengan mengaplikasikan pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dalam layanan bimbingan kelompok. Metode experiential learning dapat diaplikasikan dalam beberapa teknik bimbingan kelompok seperti role-playing, simulation-games dan exercise. Teknik-teknik tersebut mampu menciptakan dinamika kelompok dan keterlibatan aktif para siswa sehingga efektif untuk pengembangan critical thinking skills. Keberhasilan pemanfaatan metode experiential learning dalam layanan bimbingan kelompok ini perlu ditunjang oleh SDM yang proaktif, lembaga yang supportif serta sarana dan pra sarana yang representatif

Muhammad Alfarizqi Nizamuddin G, UAD

Situasi dan kondisi kehidupan di abad 21 semakin kompleks dan menuntut segenap keterampilan khusus. Salah satu keterampilan yang dibutuhkan di abad 21 adalah keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills). Critical thinking skills berkaitan dengan kemampuan berpikir secara logis, beralasan, kreatif dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Keterampilan ini dapat dikembangkan melalui layanan bimbingan kelompok sebagai sebuah layanan psiko-edukatif. Dimana layanan bimbingan kelompok merupakan suatu layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa secara bersama-sama atau kelompok agar kelompok itu menjadi kuat dan mandiri dengan teknik tertentu. Teknik bimbingan kelompok klasik umumnya berupa ceramah yang mengakibatkan gejala verbalisme berkepanjangan. Perlu adanya pelibatan siswa secara penuh dalam kegiatan-kegiatan/pengalaman-pengalaman langsung agar tercapai tujuan bimbingan dan konseling secara efektif. Pengetahuan, sikap dan keterampilan merupakan transformasi pengalaman, sehingga pengalaman merupakan sumber bimbingan. Pengalaman langsung dapat diberikan dengan mengaplikasikan pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dalam layanan bimbingan kelompok. Metode experiential learning dapat diaplikasikan dalam beberapa teknik bimbingan kelompok seperti role-playing, simulation-games dan exercise. Teknik-teknik tersebut mampu menciptakan dinamika kelompok dan keterlibatan aktif para siswa sehingga efektif untuk pengembangan critical thinking skills. Keberhasilan pemanfaatan metode experiential learning dalam layanan bimbingan kelompok ini perlu ditunjang oleh SDM yang proaktif, lembaga yang supportif serta sarana dan pra sarana yang representatif.

Published
2018-11-07